Tulisan ke-2 Bahasa Indonesia 2


Nama  : Yuliawati
Npm    : 11208331
Kelas   : 3 EA 10
Mata Kuliah   : Bahasa Indonesia 2
TaManBinTaNG >>> Artikel: Pengemis dan Nasi Bungkus
Daniel Kurniawan
Fri, 21 Sep 2007 22:28:00 -0700
Pengemis dan Nasi Bungkus









Ada
sebuah kisah menarik tentang tiga orang pengemis yang sedang tiduran
di emperan sebuah toko.  Karena hari begitu malam dan disertai hujan
yang sangat lebat. Membuat mata mereka begitu mengantuk. Akhirnya
mereka tertidur lelap. Esok hari ketika mereka bangun. Mereka
dikejutkan karena disamping mereka sudah ada tiga bungkus nasi yang
masih hangat. Entah siapa yang meletakkan nasi tersebut. Yang penting
bagi mereka itu adalah karunia dari tuhan. Pengemis pertama merasa
senang luar biasa. Dan tanpa basa basi. Dia langsung menyantap
hidangan pagi itu. Ketika perut sudah kenyang. Dia pun kembali lagi
tidur. Pengemis kedua merasa senang juga. Tapi dia terus bertanya
dalam hati siapakah yang bermurah hati mau memberi mereka rejeki di
pagi hari ini. Dia pun melihati nasi tersebut. Isinya pun sederhana
sekali. Hanya satu butir telur dan sedikit sayuran. Dan dia bertanya
dalam hati, kok bukan ayam. Memberikan rejeki kok tanggung-tanggung.
Sambil terus bertanya dia pun menghabiskan nasi tersebut.  Lain
halnya dengan pengemis ketiga. Dia memang senang tapi ditahannya
terlebih dahulu. Sambil mengambil posisi berdoa, dia pun mengucap
syukur kepada Tuhan. Karena sudah diberi sebuah karunia di pagi hari
ini. Dan dia mendoakan semoga yang memberikan nasi ini diberikan
rejeki yang berlebih. Terakhir barulah dia makan nasi terebut dengan
lahap.





Bila
anda disuruh memilih, dari ketiga pengemis tersebut mana yang paling
anda sukain? Pasti jawaban anda adalah pengemis ketiga.
Cerita diatas mengajarkan kita bagaimana
kita perlu bersyukur pada saat menerima pemberian orang. Saat
si pengemis ketiga, menerima bahwa nasi tersebut adalah rejeki bagi
dia. Maka hal yang pertama dia lakukan adalah BERSYUKUR.........Lalu
dia pun berdoa. Semoga yang memberikan rejeki bagi dia, dilipat
gandakan rejekinya. Dan terakhir baru dia bisa menikmati rejekinya.
Menurut orang bijak, yang membuat kita banyak tenggelam dalam derita
adalah, kurang terampilnya kita mensykuri nikmat.





Langkah bersyukur ini menjadi kunci pokok, bila kita mau mengaktifkan
attractor faktor kita. Marilah kita nikmati karunia Tuhan dengan
penuh kesyukuran. Selain akan menjadi amal, karunia tersebut akan
mewarnai hidup kita dengan penuh kenikmatan dan kesyukuran. Setiap
susah senang yang kita dapati, harus membuat kita lebih fokus lagi
kepada Tuhan, bukan malah menjauhinya.

 



Daniel Kurniawan
[Mind Educator]
www.rumahmotivasi.com

Analisis kesalahan Berbahasa Indonesia
Paragraf Pertama
·         Pada kalimat pertama baris ke-8 terdapat kalimat “Yang penting bagi mereka itu adalah karunia dari tuhan” penulisan kata “tuhan” pada kalimat tersbut kurang teapat karena kata huruf pertama diwali dengan huruf besar yaitu “Tuhan”.
·         Pada paragraph pertama terdapat kalimat “Hanya satu butir telur dan   sedikit sayuran. Dan dia bertanya
dalam hati, kok bukan ayam. Memberikan rejeki kok tanggung-tanggung.” Pada kata tersebut terdapat kata “kok”, kata “kok” pada kalimat tersebut bukan merupakan bahasa resmi atau formal penggunaan kata “kok” pada kalimat tersebut dapat diganti dengan menggunakan kata kenapa, karena konteks pada ucapan tersebut adalah sebuah pertanyaan. Pada kalimat “dia pun mengucap syukur kepada Tuhan. Karena sudah diberi sebuah karunia di pagi hari” partikel pun pada kata “dia pun” kurang tepat karena partikel pun hanya digunakan pada kata-kata adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun(yang berarti walaupun), sungguhpun, dan walaupun.

Paragraf Kedua
·         Pada paragraf ke-2 terdapat kalimat “anda disuruh memilih, dari ketiga pengemis tersebut mana yang paling anda sukain?” pada kalimat tersebut terdapat kalimat “sukain” imbuhan –in pada kata tersebut kurang, kalimat tersebut dapat diganti menjadi kata lebih suka. Pada kalimat “Saat si pengemis ketiga, menerima bahwa nasi tersebut adalah rejeki bagi dia”. Pada kalimat tersebut terdapat kata “bagi” kata pada kalimat tersebut kurang tepat, kata “bagi” pada kalimat tersebut bisa diganti dengan menggunakan kata untuk.
·         Pada kalimat “Maka hal yang pertama dia lakukan adalah BERSYUKUR.........Lalu dia pun berdoa. Semoga yang memberikan rejeki bagi dia, dilipat gandakan rejekinya. Dan terakhir baru dia bisa menikmati rejekinya.”. Penggunaan pada kata “BERSYUKUR”, penulisan cukup menggunakan huruf kecil dan tanda baca titik yang digunakan cukup satu saja. Lalu, pada kalimat “Lalu dia pun berdoa. Semoga yang memberikan rejeki bagi dia, dilipat gandakan rejekinya”, kalimat ini merupakan kalimat langsung. Sehingga diperlukan tanda baca petik (“”) diantara kalimat tersebut.
·         Jarak masing-masing paragraf sangat jauh dan kata pertama dari masing-masing paragraph dibuat terpisah sehingga mambuat makna dari kalimat tersebut menjadi kabur.
Selain itu, dalam paragraph tersebut terdapat beberapa kalimat langsung yang diketik tanpa menggunakan tanda petik. Dalam karangan di atas jarak antara paragraf terlalu jauh antara jarak yang satu dengan yang lainnya, didalam penulisan kata pertama dengan kalimat lainnya terpisah sangat jauh sehingga, membuat arti kalimat tersebut agak kabur.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar