Pentingnya Motivasi Masyarakat dalam Penentuan Produk

Pendahuluan
Kebutuhan manusia akan barang dan jasa untuk pemenuhan sehari-hari sangat didorong oleh motivasi akan pemenuhan tersebut. Motivasi yang ada dalam diri manusia beraneka ragam yang bersumber pada kebutuhan lahiriah dan jasmani yang diberikan barang kepada manusia. Tetapi, kebanyakan dari kebutuhan-kebuthan yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat tertentu. Suatu kebuthan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan. Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
Perilaku yang termotivasi diprakasai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang memadai antara keadaan actual dengan keadaan yang diinginkan atau yang disukai karena ketidakcocokan ini meningkat, hasilnya adalah pengaktifan suatu kondisi kegairahan yang diacu sebagai dorongan. Semakin kuat dorongan tersebut, maka semakin besar pula urgensi respn yang dirasakan.
Pembahasan
Motivasi atau motif atau kebutuhan atau desakan atau keinginan atau dorongan adalah kata yang sering digunakan untuk menyevut kata motivasi. Adapun sebetulnya asal kata motivasi adalah movere dari bahasa latin yang sama dengan to move dalam bahasa inggris yang berarti menggerakkan atau mendorong. Berdasarkan asal kata tersebut ada yang mendefinisikan motivasi sebagai
a. Keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
b. Motivasi merupakan semua kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang member daya, member daya, member arah dan memelihara tingkah laku.
Pada dasarnya motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal.
a. Motivasi Internal
Adalah motivasi yabg berasal dari dalam diri seseorang. Keperluan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya. Kekuatan ini akan mempengaruhi pikirannya yang selanjutnya akan mengarahkan perilaku orang tersebut. Penggolongan motivasi internal memang belum disepakati bersama oleh para ahli tetapi lazimnya motivasi internal dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
• Fisiologis. Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup lainnya.
• Keamanan. Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan.
• Afiliasi dan pemilikan. Kebuthan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang penting bagi mereka.
• Prestasi. Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi.
• Kekuasaan. Keinginan untuk mendapat kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain.
• Ekspresi diri. Kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting oleh orang lain.
• Urutan dan pengertian. Keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian, sistematisasi dan pembangunan system lain.
• Pencarian variasi. Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi .
• Atribusi sebab-akibat. Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan.
b. Motivasi Eksternal
Memang motivasi eksternal tidak dapat dilepaskan dari motivasi internal. Teori motivasi eksternal juga menjelaskan kekuatan-kekuatan yang ada di dalam individu yang di pengaruhi oleh faktor intern. Motivasi eksternal biasanya dipahami sebagai usaha untuk mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Misalnya dalam organisasi bagaimana bawahan memimpin anak buahnya/bawahan atau anggota.
Proses Motivasi
1. Tujuan. Perusahaan harus bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi kearah itu.
2. Mengetahui kepentingan. Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata.
3. Komunikasi efektif. Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4. Integrasi tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konsumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5. Fasilitas. Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Tujuan Motivasi Konsumen :
a. Meningkatkan Kepuasan
b. Mempertahankan loyalitas
c. Efisiensi
d. Efektivitas
e. Menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan pembeli atau konsumen.
Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasab konsumen dengan berbagai cara.
Kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai. Kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada sutau waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya, jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
c. Fisiologis. Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup lainnya.
d. Keamanan. Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan.
e. Afiliasi dan pemilikan. Kebuthan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang penting bagi mereka.
f. Prestasi. Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi.
g. Kekuasaan. Keinginan untuk mendapat kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain.
h. Ekspresi diri. Kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting oleh orang lain.
i. Urutan dan pengertian. Keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian, sistematisasi dan pembangunan system lain.
j. Pencarian variasi. Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi .
k. Atribusi sebab-akibat. Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan.

Model-model Motivasi Menurut Para Ahli
Berbagai model yang menguraikan bagaimana motivasi terjadi telah dikembangkan. Tiga dari model tersebut adalah: (1) model kebutuhan-tujuan, (2) model ekspektasi Vroom, dan (3) model Porter-Lawler.
Model Motivasi Kebutuhan-Tujuan
Model motivasi kebutuhan dan tujuan dimulai dengan perasaan kebutuhan individu. Kebutuhan ini kemudian ditransformasi menjadi perilaku yang dirahkan untuk mendukung pelaksanaan perilkau tujuan. Tujuan dari perilkau adalah untuk mengurangi kebutuhan yang dirasakan. Secara teoritis, perilaku mendukung tujuan dan perilkau tujuan berkelanjutan sampai kebutuhan yang dirasakan telah sangat berkurang.
Contoh, seseorang mungkin merasakan kelaparan. Kebutuhan ini ditransformasikan pertama kedalam perilkau yang diarahkan utnuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan untuk makan. Contoh dari perilaku yang mendukung termasuk juga aktivitas-aktuvutas seperti membeli, memasak, dan menyajikan makanan untuk dimakan. Perilaku pendukung tujuan tersebut dan perilaku tujuan makan itu sendiri akan berkelanjutan sampai individu merasakan kebutuhan lapar menjadi berkurang. Sekali individu mengalami kebutuhan lapar kembali, daur tersebut akan mulai kembali.
Model Ekspektasi Motivasi Vroom
Pada kenyataannya, proses motivasi adalah situasi yang lebih rumit dibandingkan yang digambarkan oleh model motivasi kebutuhan tujuan. Model ekspektasi Vroom mengatasi beberapa kerumitan tambahan. Seperti halnya dengan model kebutuhan-tujuan, model ekspektasi Vroom didasarkan pada premis bahwa kebutuhan yang dirasakan menyebabkan perilaku kemanusiaan. Akan tetapi, disamping itu model ekspektasi Vroom mengungkapkan isu kekuatan motivasi. Kekuatan motivasi adalah tingkatan keinginan individu untuk menjalankan suatu perilaku. Ketika keinginan meningkat atau menurun, kekuatan motivasi dikatakan berfluktuasi.
Menurut model motivasi Vroom ini kekuatan motivasi ditentukan oleh (1) nilai dari hasil menjalankan suatu perilaku yang dirasakan dan (2) kemungkinan yang dirasakan bahwa perilaku yang dijalankan oleh individu akan menyebabkan diperolehnya hasil. Ketika kedua faktor tersebut meningkat, kekuatan motivasi atau keinginan individu untuk menjalankan perilaku akan meningkat. Pada umumnya, individu cenderung untuk menjalankan perilaku-perilaku yang memaksimumkan balas jasa pribadi dalam jangka panjang.
Kekuatan Motivasi =



Gamabar 14-1. Model ekspektasi motivasi Vroom dalam bentuk persamaan.
Model Motivasi Porter-Lawler
Porter dan Lawler telah mengembangkan suatu model motivasi yang menggambarkan uraian proses motivasi yang lebih lengkap dibandingkan model kebutuhan tujuan atau model ekspektasi Vroom. Model motivasi Portel-Lawler ini konsisten dengan dua model sebelumnya diamana model ini menerima premis bahwa (1) kebutuhan yang dirasakan akan menyebabkan perilaku kemanusiaan; dan (2) usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tugas ditentukan oleh nilai balas jasa yang dirasakan yang dihasilkan dari sutau tugas dan probabilitas bahwa balas jasa tersebut akan menjadi nyata.
Disamping itu, model mptivasi Porter-Lawler menekankan tiga karekteristik dari proses motivasi :
1. Nilai balas jasa yang dirasakan ditentukan oleh baik balas jasa instrindik dan ekstrinsik yang menghasilkan kepuasan kebutuhan ketika suatu tugas diselesaikan. Balas jasa instrinsik berasal langsung dari pelaksanaan suatu tugas, sementara balas jasa ekstrinsik tidak ada hubungannya dengan tugas itu sendiri. Contoh, ketika seorang wirausahawan member bimbingan pada bawahan mengenai suatu masalah pribadi, wirausahawan tersebut mungkin mendapat balas jasa instrinsik dalam bentuk kepuasan pribadi dengan mebantu orang lain.
2. Tingkatan dimana individu secara efektif menyelesaikan suatu tugas ditentukan oleh dua variabel : (1) persepsi individu tentang apa yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas, dan (2) kemampuan sesungguhnya dari individu untuk menjalankan suatu tugas. Sesungguhnya, efektivitas individu dalam menyelesaikan suatu tugas meningkat ketika persepsi dari apa yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas menjadi lebih akurat dan ketika kemampuan untuk menjaalankan suatu tugas meningkat.
3. Keadilan balas jasa yang dirasakan akan mempengaruhi jumlah kepuasn yang dihasilkan oleh balas jasa tersebut. Pada umunya, semakin adil balas jasa yang dirasakan ndividu, semakin besar kepuasan yang dirasakan sebagai hasil dari menerima balas jasa tersebut.

Penutup
Sikap dan semangat para konsumen dalam memilih barang sangat di pengaruhi oleh kebutuhan, dari kebutuhan dan tujuan tersebut konsumen termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Motivasi sangat dibutuhkan oleh produsen sebagai salah satu penilaian atau landasan sebagai penentuan target pasar, pemasaran, dan promosi yang akan dijalankan oleh produsen dalam mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan yang ingin dicapai oleh produsen. Motivasi sangat dibutuhkan untuk mencapa target pasar dan menempatkan produk(positioning) yang akan dijalankan oleh perusahaan.

Daftar Pustaka
Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahaan. Gunadarma, Jakarta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar