Review Jurnal 2
Tema : Kredit perbankan sebagai penghambat pengembangan UMKM
Masalah : Tingkat Suku bunga yang masih tinggi dan aksessibilitas UMKM terhadap perbankan masih rendah
Judul : Suku bunga perbankan masih penghambat pembiyaan UMKM Indonesia.
Pengarang : Johnny W. Situmorang dan Jannes Situmorang.
Tahun Penulisan : -
Latar Belakang Masalah
Sumber pembiayaan UMKM berasal dari berbagai lembaga, yakni perbankan dan non perbankan, seperti pasar saham, pemerintah, modal ventura, dan pelepas uang. Perbankan merupakan lembaga yang mempunyai posisi strategis dalam pembiyaan dunia usaha karena bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi, disamping sebagai lembaga pembiayaan juga penarik uang masyarakat. Perbankan dalam operasionalnya diawasi langsung oleh Bank Indonesia karena menyangkut pada system moneter. Kebijakan moneter yang bertujuan mempengaruhi suku bunga, secara langsung berkaitan dengan perbankan. Apabila otoritas bank sentral sebagai pengemban fungsi moneter mengeluarkan kebijakan kosntraksi moneter menyebabkan naiknya suku bunga perbankan dan sebaliknya kebijakan ekspasnsi moneter menurunkan suku bunga perbankan.
Batasan Masalah
Bagaimana perkembangan suku bunga selama ini, terutama sejak krisis ekonomi melanda Indonesia. Independensi Bank Sentral Indonesia menjadikan lembaga itu sebagai satu-satunya pengendal pasar uang.
Tujuan
Penulis ingin mengemukakan bagaimana kredit perbankan masih menjadi penghambat UMKM dengan melihat fluktuasi bulanan suku bunga tersebut dengan mencoba menggunakan analisis data berseri berdasarkan suku bunga actual dan trend.
Metodologi
Data yang diperoleh berasal dari Survey Pemeringktan Daerah Dalam Pembangunan Koperasi. Dalam penelitian data yang digunakan adalah mengenai Perkembangan Kredit Bank Umum, KUK dan Kredit. Selain itu, penelitian juga menggunakan perkembangan dan pergerakan tahunan maupun bulanan Pangsa KUK terhadap Total kredit Bank Umum.
Hasil dan Kesimpulan
Dalam rangka pengembangan peran UMKM ke depan, membiarkan bank umum sebagai lembaga pengkreditan UMKM tidak akan mampu mengangkat posisi UMKM karena tingkat suku bunga akan mampu mengangkat posisi UMKM karena tingkat suku bunga akan sulit mencapai angka di bawah 6% per tahun. Perlakuan khusus terhadap UMKM sangat perlu dan hal itu akan dapat dilakukan sepanjang tersedianya lembaga perbankan yang khusus melayani UMKM denagn tingkat suku bunga yang rendah. Berbagai Negara, seperti Thailand dan Jepang, telah mampu mengangkat peran UMKM karena tersedianya bank khusus untuk UMKM sehingga sktor riilnya berkembang baik. Lembaga perbankan khusus untuk UMKM sekaligus dapat menghilangkan hambatan UMKM selain faktor suku bunga dalam mengakses dana perbankan. Sebagai bank umum, semua bank beroperasi di bawah UU perbankan yang mengatur Bank sebagai lembaga komersial. Oleh karena itu, lembaga perbankan komersial tidak mungkin memberikan perlakuan khusus terhadap UMKM dengan cara penerapan suku bunga rendah, kecuali adanya kebijakan moneter yang sangat ekspansif dan subsidi dari pemerintah . kebijakan moneter ekspansif sangat tergantung pada perkembangan ekonomi makro, khususnya menyangkut pengendalian inflasi. Sedangkan subsidi suku bunga tidak menjadi pilihan lagi setelah terjadi reformasi tatanegara dan pemerintahan. Bahkan program pemerintah lebih cenderung menghilangkan segalam macam bentuk subsidi kepada masyarakat.
Saran
Tingkat suku bunga perbankan Indonesia masih sangat tinggi. Bagi UMKM, tingginya suku bunga menjadi pengahambat askesibilitas UMKM untuk pembiyaan yang bersumber dari perbankan. Akibatnya pangsa KUK masih sangat rendah. Tingkat suku bunga bulanan Indonesia berpotensi untuk mencapai tingkat yang lebih rendah sepanjang tahun. Tetapi, pencapaian tingkat suku bunga yang rendah tidak hanya tergantung pada sector moneter, tetapi juga sector nonmoneter, yakni fiskal dan iklim perekonomian.
Tugas Review Jurnal
05.01 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Review jurnal 2 ok.....
Rgds
Prihantoro
Posting Komentar