Tugas Bahasa indonesia ke-6


 

Nama                  : Yuliawati
Kelas                   : 3EA10
NPM                   : 11208331
Mata Kuliah      : Bahasa Indonesia

KAJIAN MENGENAI RESENSI
Latar Belakang Masalah
Untuk menyiratkan kesan isi suatu kepada pembaca maka seseorang membuat sebuah resensi dimana resensi tersebut berisi landasan filosofi penulis karya asli, kekuatan dan kelemahan karya yang diresensi, subtansi yang diresensi bagian per bagian, bab perbab, fisik karya yang diresensi, etrmasuk ukuran buku, kertas, huruf yang digunakan, tinta, warna, jilid, gambar dan ilustrasi. adapun tujuan dalam pembuatan resensi oleh penulis adalah memberi informasi kepada masyarakat akan kehadiran suatu buku, apakah ada hal yang baru dan penting atau hanya sekadar mengubah buku yang sudah ada. Kelebihan dan kekurangan buku adalah objek resensi, tetapi pengungkapannya haruslah merupakan penilaian objektif dan bukan menurut selera pribadi si pembuat resensi. Umumnya, di akhir ringkasan terdapat nilai-nilai yang dapat diambil hikmahnya. Selain penulis resensi juga dapat dibuat oleh resentrator. Resentrator adalah pembuat resensi, sebelum membuat resensi, resntrator harus membaca buku terlebih dahuklu. Sebaiknya, resentrator memiliki pengetahuan yang memadai, terutama yang berhubungan dengan isi buku yang akan diresensi.
Pembahasan
Ö   Apa si  yang dimaksud dengan resensi itu?
      Berdasarkan asal-usul katanya :
Secara etimologi resensi berasal dari bahasa latin revidere (kata kerja) atau recensie. Artinya “melihat kembali, minmbang atau menilai. ” tindakan resensi mengandung “memberikan penilaian, mengungkapkan kembali isi pertunjukan, membahas, dan mengkritiknya.”.

      Berdasarkan para ahli resensi itu ?
Secara umum resensi (zainal, 1992:235) adalah suatu tulisan atau ualasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku.
Dalam buku Bahasa dan Sastra Indoneisa (yang ditulis Euis Sulastri dkk) Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda,  resentie, yang berarti kupasan atau pembahasan. Jadi, pengertian resensi adalah kupasan atau pembahasan tentang buku, film, atau drama yang biasanya disiarkan melalui media massa, seperti surat kabar atau majalah.
Tulisan yang dapat diresensi adalah buku karya ilmiah, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, novel, cerpen, drama/lakon, dan sejenisnya dapat diresensi. Didalam meresensi suatu tulisan ada beberapa materi yang harus dapat disajikan atau diikandung dalam resensi tersebut adapun materi tersebut meliputi landasan filosofi penulis karya asli, kekuatan dan kelemahan karya yang diresensi, subtansi yang diresensi bagian perbagian, beb per bab, fisik karya yang diresensi termasuk ukuran buku, kertas, huruf yang digunakan, tinta, warna jilid, gambar dan ilustrasi.
Ö   Bagaimana sistematika penulisan resensi yang baik?
Dalam membuat sebuah resensi ada beberapa unsur yang harus diperhatikan oleh resentrator diantaranya adalah tema, nama pengarang, judul karya, penerbit, tempat terbit, jumlah bab,jumlah halaman, sistematika, bahasa, ringkasang karya kualitas karya yang diresensi, kekuatan dan kelemahannya, serta perbedaanyya dengan karya jenis yang sudah ada, sampaikan pendapat dan simpulan penulis, dan tuliskan identitas penulis resensi. Berikut penjelasnnya secara singkat :
            Judul resensi. Judul resensi harus menggambarkan isi resensi. Penulisan judul resensi harus jelas, singkat, dan tidak menimbulkan kesalahan penafsiran. Judul resensi juga harus menarik. Namun judul yang menarik pun harus sesuai dengan isinya. Jangan sampai judulnya saja yang menarik, sedangkan isi tulisannya tidak sesuai.
            Data buku. Secara umum data buku yang biasa dikemukakakn dalam penulisan resensi adalah judul buku, pengarang (juga editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar), penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku.
Bahasa. Bahasa resensi hendaklah bahasa yang denotative karena ingin menyajikan fakta secara ilmiah dan objektif. Resensi harus menerapkan kaidah ejaan yang disempurnakan, pilihan dan bentukan kata yang tepa, kalimat yang efektif, dan paragraph yang padu dengan penlaran yang logis.
            Pendahuluan dapat dimulai dengan memaparkan tentang pengarang buku, seperti namanya, atau prestasinya. Ada juga resensi novel yang pada bagian pendahuluan ini memperkenalkan secara garis besar apa isi buku novel tersebut.
Tubuh resensi. Pada bagian ini penulis resensi boleh mengawali dengan synopsis novel. Biasanya yang dikemukan pokok isi novel secara ringkas. Jika synopsis telah diperkenalkan selanjutnya adalah mengemukakan kelebihan dan kekurangan isi novel tersebut ditinjau dari berbagai sudut pandang tergantung kepada kepekaan presentator.
Penutup. Resensi biasanya diakhiri dengan sasaran yang dituju oleh buku itu dan penjelasan apakah memang buku ini cocok dibaca oleh sasaran yang ingin dituju oleh pengarang atau tidak. Berikan pula alasan-alasan yang logis.
Ö   Lalu, apa sih sebenarnya tujuan dari pembuatan resensi itu ?
            Telah disinggung dalam latar belakang masalah diatas bahwa tujuan resensi adalah untuk menyiratkan isi buku kepada pembaca namun selain itu ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan resensi diantaranya adalah :

      Memberikan pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku. Ini bisa membantu orang (publik) yang belum berkesempatan membaca buku yang dimaksud atau membantu mereka yang memang tidak punya waktu membaca buku sedikitpun.
      Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku
      Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Walau pun bisa saja bersifat subyektif, meresensi buku berarti belajar menyampaikan kritik dan koreksi juga terhadap sebuah buku.
      Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan. Kalaupun tidak bisa mendapatkan undercover story-nya, peresensi tetap bisa mengacu pada kata pengantar atau prolog yang terdapat dalam sebuah buku. Informasi dari pemberitaan di media massa juga bisa digunakan.
      Mengetahui perbandingan buku yang telah dihasilkan penulis yang sama atau buku-buku karya penulis lain yang sejenis.
      Bagi penulis buku yang diresensi, informasi atas buku yang diulas bisa sebagai masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan selanjutnya. Peresensi memang bisa memberikan kritik yang tajam baik itu dari segi cara dan gaya kepenulisan maupun isi dan substansi bukunya. Sedangkan, bagi penerbit bisa dijadikan bahan evaluasi karena biasanya peresensi juga menyoroti soal jenis huruf, mutu cetakan, ilustrasi sampul, dsb.
Ö    Lalu apa saja tahapan atau langkah-langkah yang harus dilalui oleh seorang resentrator dalam membuat resensi?
Secara garis besar hal-hal langkah-langkah yang harus dilewati oleh seorang resentrator ada 4 yaitu mengamati suatu karya, membaca isi suatu karya, membuatringkasan dan memaparkan isi dan mutu suatu karya. namun lebih mendetail langkah-langlah tersebut dibagi menjadi beberapa tahapan yang harus dilalui oleh resentrator agar dapat membuat resensi yang baik dan dapat dipublish ke masyarakat secara luas :
      Tahapan persiapan. Membaca contoh-contoh resensi, dan menentukkan buku yang akan diresensi.
      Tahapan pengumpulan data. Membaca buku yang akan di resensi, menandai bagian-bagian yang akan dijadikan kutipan sebagai data, dan menuliskan data-data yang penting untuk penulisan resensi.
      Tahap penulisan. Menuliskan identitas atau data buku, mengemukakan synopsis, mengemukakan kelebihan dan kekurangan karya tulis atau mebandingkan dengan novel lain, mengumakakan sasaran pembaca dan mengoreksi serta memperbaiki resensi berdasarkan susunan kalimatnya, kohesi dan koherensi karangan, ejaan dan tanda baca.
      Tahap publikasi. Mengirimkan pada media yang sesuai, setiap media umumnya mempunyai persyaratan jumlah halaman tertentu dan menyertakan cover halaman depan buku.
Penutup
Di dalam penulisan resensi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, terutama yang harus diperhatikan adalah obyeknya yang akan diresensi yaitu karya tulis itu sendiri. selain itu ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan yaitu persiapan, pengumpulan data, penulisan dan publikasi.


Resensi :

Sumber: Koran Jakarta, 14 Februari 2011
Judul : Think Dinar! Muslim Kaya Hari Ini, Super Kaya di Masa Depan
Peresensi: Rahmat HM
Penulis : Endy J. Kurniawan
Penerbit : Asma Nadia Publishing House
Tahun : I, Februari 2011
Tebal : 248 halaman
Mungkinkah ada mata uang yang tidak pernah mengalami inflasi? Jawabannya adalah mungkin dan memang ada dan sudah terbukti.   
Satu-satunya mata uang yang tidak pernah mengalami inflasi adalah mata uang Dinar. Dinar telah dipopulerkan sejak zaman Nabi Muhammad pada sekitar 1.400 tahun yang lalu. Dan terbukti selama kurun waktu itu, Dinar tidak pernah mengalami masalah infasi. Salah satu keunggulan Dinar adalah menggunakan nilai harga emas. Emas dipercaya sebagai produk investasi yang bisa menangkal inflasi.
Sejarah telah membuktikan emas akan diborong orang apabila terjadi kepanikan yang bisa membahayakan ekonomi negara, seperti inflasi tinggi, krisis keuangan, atau perang. Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Inflasi bisa menggerogoti uang Anda. Jika diasumsikan inflasi 14 persen per tahun, maka harga barang dan jasa yang bernilai lima juta rupiah, akan menjadi 10,06 juta rupiah (dua kali lipat pada tahun ke-6) dan 15,3 juta rupiah (tiga kali lipat pada tahun ke-9). Pada faktanya, bila terjadi inflasi tinggi, harga emas akan naik lebih tinggi daripada inflasi.

Semakin tinggi inflasi, maka semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Bila inflasi naik 10 persen, maka emas akan naik 13 persen. Bila inflasi 20 persen, maka emas akan naik 30 persen. Keunggulan lainnya dari Dinar adalah nilai mata uang intrinsiknya sama dengan nilai benda riil-nya sehingga akan sulit dispekulasi oleh pihak manapun. Dinar yang dimiliki oleh negara miskin sekalipun akan sama nilainya dengan Dinar yang dimiliki oleh negara kaya. Tentu sangat berbeda dengan nilai mata uang yang selama ini menggunakan kertas, yang nilai intrinsiknya tidak sesuai dengan nilai riilnya.
Daftar Pustaka :
sumber resesnsi : http://nurulfikri.sch.id.

·     Arifin,Zaenal,E dan Tasai,Amran,S.1992.Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan tinggi. Akademika Presisindo.
·         Wahyu. R.N., Tri 2006. Bahasa Indonesia. Universitas Gunadarma, Jakarta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar