Nama : Yuliawati
NPM : 11208331
Kelas : 3 EA 10
BI Dalami 2 Kasus Citibank
Selasa, 5 April 2011 - 20:28 wib
Idris Rusadi Putra - Okezone
Gubernur BI Darmin Nasution. Foto: okezone
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) saat ini sedang menindaklanjuti dua kasus yang melanda Citibank, yakni permasalahan debt collector dan pembobolan dana nasabah.
"Terhadap dua kasus Citibank, kami sedang menindaklanjuti mendalam. Akan tetapi, untuk melanjutkan penelitian yang mendalam, butuh bahan masukan penyempurnaan peraturan," tukas Gubernur BI Darmin Nasution, saat pemanggilan oleh DPR bersama Citibank dan Kepolisian, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (5/4/2011).
Dia menambahkan, bila BI akan melakukan hal tersebut melalui beberapa langkah, yakni me-review perlindungan terhadap nasabah, private banking, hingga pembatasan maksimum pemilikan kartu kredit.
"BI akan melakukan pengawasan yang lebih mendalam. Dari sisi pengelolaan, bank dituntut lebih disiplin, internal kontrol bank bertanggung jawab melakukan edukasi kepada nasabah, terhadap produk yang ditawarkan. Agar nasabah lebih memahami," tegasnya.
Di mana produk maupun risiko dapat mendorong partisipasi nasabah, seperti adanya permasalahan dengan debt collector, sehingga perlunya peraturan perbankan ke lembaga keuangan lainnya. Ini karena menyangkut perlindungan nasabah, dan tatanan aturan main jasa debt collector di berbagai bidang.
"Perlunya kejelasan melembagakan tersebut dalam UU seperti di Amerika dan Australia. Ini harus jadi hemat anggota pemerintah dan hemat dewan ke depan," pungkasnya.(ade)
"Terhadap dua kasus Citibank, kami sedang menindaklanjuti mendalam. Akan tetapi, untuk melanjutkan penelitian yang mendalam, butuh bahan masukan penyempurnaan peraturan," tukas Gubernur BI Darmin Nasution, saat pemanggilan oleh DPR bersama Citibank dan Kepolisian, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (5/4/2011).
Dia menambahkan, bila BI akan melakukan hal tersebut melalui beberapa langkah, yakni me-review perlindungan terhadap nasabah, private banking, hingga pembatasan maksimum pemilikan kartu kredit.
"BI akan melakukan pengawasan yang lebih mendalam. Dari sisi pengelolaan, bank dituntut lebih disiplin, internal kontrol bank bertanggung jawab melakukan edukasi kepada nasabah, terhadap produk yang ditawarkan. Agar nasabah lebih memahami," tegasnya.
Di mana produk maupun risiko dapat mendorong partisipasi nasabah, seperti adanya permasalahan dengan debt collector, sehingga perlunya peraturan perbankan ke lembaga keuangan lainnya. Ini karena menyangkut perlindungan nasabah, dan tatanan aturan main jasa debt collector di berbagai bidang.
"Perlunya kejelasan melembagakan tersebut dalam UU seperti di Amerika dan Australia. Ini harus jadi hemat anggota pemerintah dan hemat dewan ke depan," pungkasnya.(ade)
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2011/04/05/320/442833/bi-dalami-2-kasus-citibank
Pada paragraf ke-1.
Pada kata JAKARTA, seharusnya yang di tulis dengan menggunakan huruf capital hanya huruf depannya saja yaitu menjadi “Jakarta”, dan tanda pemisah “-” sebaiknya diganti menjadi “,”.
Pada paragraph ke-2 :
Pada kalimat "Terhadap dua kasus Citibank, kami sedang menindaklanjuti mendalam” kalimat yang seharusnya digunakan adalah “sedang menindaklanjuti dengan serius.” Sedangkan pada kalimat kedua “akan tetapi, untuk melanjutkan penelitian yang mendalam, butuh bahan masukan penyempurnaan peraturan.” Pada kata akan tetapi, sebaiknya hanya menggunakan kata tetapi saja. Pada kata yang mendalam sebaiknya diganti dengan menggunakan kata serius. Pada kata bahan masukan sebaiknya hanya menggunakan masukan.
Pada paragraph ke-3 :
Pada akhir kalimat terdapat kata “tegasnya”, seharusnya pada kata tegasnya tersebut dijelaskan subjek yang dimaksud. Sehingga tidak terdapat persepsi atau dugaan tentang orang yang menyatakan kalimat tersebut.
Pada paragraph ke-4 :
Pada penulisan kata dimana pada awal kalimat seharusnya ditulis serangkai menjadi “dimana”. Kalimat kedua terdapat kata “ini karena”, pada kata tersebut cukup ditulis kata karena saja yang diikuti dengan tanda baca “,”. Lalu pada kata “aturan main ” lebih baik diganti dengan kata “prosedur”.
Pada Paragraf ke-5 :
Pada akhir kalimat terdapat kata “pungkasnya” pada kata tersebut seharusnya dapat disebutkan secara spesifik subyek yang dimaksud , sehingga tidak terdapat asumsi yang berbeda antara penulis dengan pembaca.
0 komentar:
Posting Komentar